Shalawat
Imam Ibrahim Ibn Muhammad al-Taziy
اَللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً
. وَسَلِّمْ سَلاَمًا تآمًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِالَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ
الْعُقَدُ . وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ . وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ . وَ
تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ . وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ
بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ . وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ
وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ .
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah
shalawat yang sempurna dan kesejahteraan yang paripurna kepada junjunan kami,
Nabi Muhammad, yang dengan perantaraan beliau itu terlepas semua ikatan, lenyap
segala kesusahan, ditunaikan segenap kebutuhan, diperoleh segala keinginan,
dicapai akhir yang baik, dan dimintakan untuk diberikan air dari awan berkat
wajahnya yang mulia, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, dalam setiap
kejapan mata dan tarikan napas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau
miliki.”
Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan “shalawat Tafrijiyah”, yang berarti melapangkan kesulitan. Sebagian ulama menamakannya dengan shalawat Taziyah lantaran dinisbahkan kepada penyusun shalawat tersebut, Syaikh Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy. Sebagian lainnya menamakannya shalawat Kamilah, artinya yang sempurna, penamaan ini dikutip dari redaksi shalawat itu sendiri. Sebagian ulama juga menamakannya dengan sebutan shalawat al-Qurthubiyyah karena imam al-Qurthubiy merupakan salah satu ulama yang paling banyak meriwayatkan keistimewaan rahasia shalawat tersebut.
Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan “shalawat Tafrijiyah”, yang berarti melapangkan kesulitan. Sebagian ulama menamakannya dengan shalawat Taziyah lantaran dinisbahkan kepada penyusun shalawat tersebut, Syaikh Abu Ishaq Ibrahim al-Taziy. Sebagian lainnya menamakannya shalawat Kamilah, artinya yang sempurna, penamaan ini dikutip dari redaksi shalawat itu sendiri. Sebagian ulama juga menamakannya dengan sebutan shalawat al-Qurthubiyyah karena imam al-Qurthubiy merupakan salah satu ulama yang paling banyak meriwayatkan keistimewaan rahasia shalawat tersebut.
Shalawat Tafrijiyyah ini juga
disebut shalawat Nariyah oleh penduduk Maghrib (Maroko) yang berarti api karena
sifatnya yang mustajab. Lantaran apabila mereka ingin mendapatkan kesuksesan
hajat dan terhindar dari bahaya, kemudian mereka berkumpul di satu majelis
membaca shalawat tersebut bersama-sama sebanyak 4444 kali, maka mereka
mendapatkan apa yang mereka niatkan, segala hajat akan terkabul dengan cepat
seperti cepatnya kobaran api yang membakar jerami.[1]
Utamanya bilangan 4444 kali shalawat
Tafrijiyyah dibaca oleh satu orang dalam satu waktu. Namun apabila terasa
berat, jumlah 4444 kali itu bisa juga dibaca secara kolektif, misalnya oleh 40
orang, yang masing-masing membaca 111 kali dan sang pemandu menggenapi empat
bilangan sisanya.
Tentang shalawat ini, Imam
al-Qurthubiy menuturkan bahwa siapa saja yang membacanya secara rutin setiap
hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah akan melenyapkan
kecemasan dan kesusahannya, menghilangkan kesulitan dan penyakitnya, memudahkan
segala urusannya, menerangi hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki
keadaannya, meluaskan rizkinya, membukakan baginya segala pintu kebaikan, dan
lain-lain.[2]
Ahlul Asrar menamakan shalawat
Tafrijiyyah dengan nama “ مفتاح الكنز المحيط لنيل مراد العبيد “ (kunci
perbendaharaan samudra untuk menggapai tujuan hamba). Imam al-Sanusiy berkata:
“Siapa saja yang melazimi membaca shalawat Tafrijiyyah setiap hari sebanyak 11
kali, maka seakan-akan rizki dari langit turun kepadanya dan rizki dari bumi
tumbuh untuknya.”
Imam al-Dinawariy mengatakan: ”Siapa
saja yang lazim membacanya 11 kali setiap selesai shalat dan ia menjadikan
wiridannya, maka rizkinya tidak pernah putus. Siapa saja yang lazim membacanya
setiap selesai shalat shubuh sebanyak 41 kali, maka segala hajatnya akan
diijabah. Siapa saja yang lazim membacanya setiap hari 100 kali, maka akan
mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan segala hal melebihi apa yang ia sangka.
Siapa saja yang lazim membacanya setiap hari sebanyak 313, maka Allah akan
membukakan baginya tabir segala rahasia. Siapa saja yang lazim membacanya 1000
kali, maka Allah akan memberikan sesuatu yang tidak bisa disifati oleh manusia,
mata manusia belum pernah melihatnya, telinga manusia belum pernah mendengarnya
dan belum pernah terlintas dalam hati mereka.[3]
Dalam redaksi shalawat ini terdapat
permohonan kepada Allah dengan bertawassul kepada Rasulullah sebanyak 8 kali.
Satu kali dengan menyebut nama Rasulullah menggunakan isim zhahir, dan 7 kali
dengan menggunakan isim Dhamir (kata ganti). Susunan seperti ini tidak
ditemukan pada redaksi shalawat lainnya.
Pengarang kitab Sirrul Asrar
mengatakan “Fadhilah shalawat Nariyah atau shalawat kamilah yang disebutkan di
atas akan didapatkan dengan syarat mudawamah (konsisten) membacanya.[4]
Do’a yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menghilangkan kesusahan dan kesedihan:
BalasHapusاللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسْلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil serta dari tidak mampu membayar utang dan dari penguasaan orang lain." (HR. Bukhari no. 2679 ; Fathul Baari no. 2893).
Do'a ini bisa dibaca kapan saja, baik di dalam shalat maupun diluar shalat, dan tidak ditentukan jumlahnya.